Share |

Sabtu, 01 Mei 2010

Meninggalkan Kenyamanan, Meraih Kemenangan

Hampir bisa dipastikan setiap orang menyukai kenyamanan. Wilayah ini mungkin hadir dalam bentuk pekerjaan yang enak, gaya hidup yang menyenangkan, atau jalur karier yang mulus. Namun, kenyamanan kerap kali membuai kita. Suara Tuhan menjadi tidak terdengar. Saat itulah Tuhan seperti membawa kita keluar dari kenyamanan, dari gaya hidup yang sudah kita akrabi.

Peralihan dari wilayah nyaman dapat berupa goncangan yang dialami saat kita harus keluar dari pekerjaan, saat orang yang kita kasihi meninggal, dan hal buruk lainnya. Namun, suasana membahagiakan pun dapat membawa kita ke wilayah tidak nyaman: saat seorang penerima bea siswa, bersukacita berangkat ke luar negeri atau saat seorang mempelai wanita harus meninggalkan keluarga dan mengikuti suaminya. Banyak hal perlu dipelajari saat kita keluar dari kenyamanan.

Dengan penjelasan yang ringan dan gamblang, David Wong menunjukkan bagaimana tokoh-tokoh Alkitab menjalani hidup saat berada di wilayah yang tidak nyaman. Ketidaknyamanan bisa terjadi setiap saat. Kita hidup dalam suatu masa yang nyaman, dan semua kenyamanan ini kerap kali melemahkan kekuatan rohani kita. Berulang kali, orang Kristiani mendapati bahwa keberhasilan yang nyata dan abadi hanya dapat berakar dalam ketidaknyamanan seperti yang dialami Yusuf dalam pembuangan di Mesir.

Pola serupa dicatat berkali-kali dalam Alkitab. Para tokoh yang ditunjuk David Wong tak ada yang memilih masuk ke dalam pencobaan yang menjadikan mereka pahlawan pada masanya. Namun mereka mengenali tantangan, dan dengan berani menyingkirkan kenyamanan-kenyamanan mereka untuk mencapai tujuan mereka. Kenyamanan tak dapat mendorong kita mencapai prestasi, tetapi kesulitan dan kesukaran mampu melakukannya. (hart)

Data buku:
Judul asli: Journeys Beyond the Comfort Zone
Penulis: David W.F. Wong
Penerjemah: Yohanes Effendi Setiadarma
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta, 2009
Tebal: 192 halaman

Tentang penulis:
David W.F. Wong melayani sebagai Vice President dari International Training of Haggai Institute, menikmati pelayanan di seluruh dunia dengan mengajar dan menjadi pembimbing bagi ribuan pemimpin, lebih dari 150 negara. Kerinduannya adalah untuk melihat para pemimpin melangkah maju melampaui pertengahan hidup mereka menuju ke sebuah akhir yang kuat. Ia tinggal di Singapura, ia dan istrinya, Jenny, memiliki dua orang putri yang telah dewasa dan seorang cucu laki-laki.



http://www.terangdunia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=659:meninggalkan-kenyamanan-meraih-kemenangan&catid=52:buku&Itemid=81

Tidak ada komentar:

CO.CC:Free Domain

Search Engine Optimization SEO

ExactSeek - Relevant Search